Setelah Raja Nebuchadnezzar meninggal dunia, Nabi Daniel berangkat ke Alexandria dan menghabiskan sisa-sisa hidupnya untuk berdakwah di sana. Bahkan beliau meninggal dunia dan dikuburkan di sana.
Jasad Nabi Danial ditemukan oleh Abu Musa al-Asy’ari ketika berjihad melawan bangsa Tartar di daerah Hurmuzan. Jasad Nabi Danial ditemukan di Baitul Mal Hurmuzan dan penduduk Hurmuzan menjelaskan bahawa jasad tersebut telah lama meninggal dunia, akan tetapi, jasadnya masih utuh dan tidak rosak sedikit pun. Mereka menggunakan jasad tersebut sebagai wasilah untuk meminta hujan. Lalu, Abu Musa Al-Asy’ari menghantar surat kepada Umar R.A dan Umar al-Khattab R.A menjelaskan bahawa itu adalah jasad Nabi Danial dan memerintahkan untuk menyembunyikan kuburnya daripada pengetahuan orang ramai bagi menutup jalan fitnah disebabkannya.
Ibn Abi’ al-Dunya meriwayatkan dengan sanad yang hasan –sebagaimana yang dikatakan dalam al-Bidayah wa al-Nihayah, daripada Abu al-Zinad,
Maksudnya: “Aku pernah melihat di tangan Abi Burdah bin Abu Musa al-Asy’ari terdapat sebuah cincin, yang pada mata cincinya diukir gambar seorang lelaki di antara dua singa yang sedang menjilati orang tersebut.” Abu Burdah berkata: “Cincin tersebut adalah milik orang yang sudah menjadi mayat itu, yang penduduk negeri ini mendakwa dan menganggapnya sebagai Danial. Kemudian, Abu Musa mengambil cincin itu pada saat pemakamannya.” Abu Burdah mengatakan: “Kemudian, Abu Musa RA bertanya kepada ulama negeri tersebut mengenai pelukisan cincin tersebut?” Maka, mereka menjawab: “Sesungguhnya, raja yang Danial berada dalam penguasaannya pernah didatangi oleh ahli nujum, lalu mereka berkata kepada raja tersebut:”Sesungguhnya, pada malam sekian dan sekian dilahirkan seorang anak lelaki yang akan merosakkan dan menghancurkan kerajaanmu.” Raja itu berkata: “Demi Allah, tidak ada bayi lelaki pada malam tersebut kecuali aku akan membunuhnya.” Hanya saja mereka menangkap Danial, lalu mereka melemparkannya ke dalam kumpulan singa. Dan ternyata singa itu menjilatinya dan tidak membahayakannya. Kemudian, ibunya datang, lalu dia mendapati kedua singa itu menjilatinya. Sehingga dengan demikian, Allah menyelamatkannya melalui hal tersebut.” Abu Burdah menceritakan, Abu Musa berkata: Para ulama negeri tersebut berkata: “Maka, Danial mengukir gambarnya dan gambar kedua singa yang sedang menjilatinya pada mata cincin, agar dia tidak lupa akan nikmat Allah dalam masalah tersebut.”
Diriwayatkan daripada Khalid bin Dinar, daripada Abu al-’Aliyah, katanya:
Maksudnya: ”Ketika kami menakluk kota Tustar, kami mendapati di antara kekayaan istana Hurmuzan ialah sebuah tempat tidur yang di atasnya ada jenazah seorang lelaki yang di atas kepalanya terdapat Mushaf. Lalu, kami mengambil Mushaf itu dan membawanya ke hadapan ‘Umar bin al-Khattab R.A. Lalu ‘Umar R.A memanggil Ka’b dan menyuruhnya untuk menyalinnya ke dalam bahasa Arab. Dan akulah orang Arab pertama yang membaca Mushaf tersebut, aku membacanya seperti aku membaca al-Qur’an.” Maka aku (perawi) berkata kepada Abu al-‘Aliyah: “Apa yang ada di dalamnya?” Dia menjawab: “Di dalamnya terdapat sejarah kamu semua, berbagai persoalan kamu, ucapan-ucapan kamu serta apa yang terjadi setelahnya.” Lalu aku bertanya lagi: “Lalu apa yang engkau lakukan terhadap mayat yang kalian temukan tersebut?” Dia menjawab:”Kami menggali lubang kubur pada siang harinya sebanyak tiga belas lubang secara terpisah. Lalu ketika malam tiba, kami kuburkan dan kami menyamakan bentuk seluruh kuburan tersebut dengan tujuan agar kami menyembunyikannya daripada manusia agar mereka tidak menggalinya.” Aku bertanya kepadanya:”Lalu apa yang mereka harapkan darinya?” Dia berkata: “Jika mereka tertimpa musim kemarau, mereka menampakkan tempat tidur tersebut, lalu turunlah hujan.” Aku bertanya lagi:”Engkau tahu siapa orang itu?” Dia menjawab:”Seseorang yang disebut-sebut bernama Danial.” “Sejak bila engkau menemukannya dalam keadaan mati?” Tanyaku. Dia menjawab:”Sejak tiga ratus tahun yang lalu.” Lalu aku bertanya kepadanya:”Apakah ada yang berubah pada dirinya?” Dia menjawab:”Tidak ada, kecuali beberapa helai rambut dari bagian tengkuknya. Sesunguhnya jasad para Nabi tidak hancur dilumat oleh Bumi dan juga tidak dimakan oleh binatang buas.”
Riwayat al-Baihaqi dalam Dalail al-Nubuwwah (1/381). Ibn Kathir menyatakan dalam al-Bidayah wa al-Nihayah (2/37) bahawa sanadnya sahih hingga ke Abu al-‘Aliyah.
iktibar yang boleh diambil daripada kisah ini ialah bahawa para sahabat sangat menekankan berkenaan tauhid kepada Allah SWT sehingga mereka bimbang manusia terjebak ke lembah kesyirikan yang merupakan dosa paling besar dalam Islam. Justeru, mereka menutup terus jalan yang boleh menjebakkan manusia kepada kesyirikan dengan menyembunyikan terus jasad dan kubur Nabi Danial yang mereka gunakan untuk meminta bantuan dan hujan.
Comments