Frankfurt Sentral berbaur
antara disiplin kaum Aryan dan
gelandangan migran Eropah Timur
Keretapi peluru terus meluru tanpa penat
manusia bergerak seperti anai-anai di celah busut
Bezanya anai-anai ada hati
bulat untuk hidup bersama
Tapi Frankfurter bertebaran
menjaga kepentingan diri
Di sudut kedai kecil kebab
minah saleh yang lusuh
mencuit pejalan kaki
mohon dicampak euro
Migran tua itu letih merayu
namun tiada yang simpati
Frankfurter yang kacau
antara bangunan moden dan tua
Dilanda migran yang menumpah tuah
Namun masih ada romantisnya kota ini
mereka masih merantai cinta di jambatan tua itu
Mengenang nostalgia lama
Cinta yang tidak pernah padam
Termangga di celah-celah besi
Jembatan kota Frankfurt.
Salam harmonis warga Frankfurt
Terimalah si migran itu dengan berlapang dada.
Comments