LAGU MUSAFIR LARA
Kita hidup umpama musafir lara di angin lalu
Menempuh jalan yang panjang dan penuh berliku-liku
Sambil mendendang lagu-lagu rindu.
Sebelum sampai destinasi yang dituju.
Si musafir pasti tahu
Takdir untuk berhenti melara sudah tertulis di buku
Namun tidak siapa yang tahu di mana dan bila ia berlaku.
Si musafir bebas memilih dalam perjalanannya
Bisa bermain dengan dunia sepuasnya
Berlakon di pentas perhiasan atau menyanyi di padang permainan
Mengejar dunia ibarat mengejar fatamorgana di Gurun Sahara
Bak kelkatu mengejar cahaya lampu malam selepas hujan
Mati terbakar bila mendekatnya.
Si Musafir bebas memilih hidup melara mencari redha-Nya
Dunia hanya pinjaman, tempat berteduh sementara waktu.
Dunia bukan tujuan tetapi hanya keperluan.
Musafir yang bijak membawa bekal sebelum ajalnya
Tiada guna sesalan di hati jika
Tanpa iman kental saat melepasi sakaratul maut.
Tanpa meninggalkan anak yang soleh bisa mendoakan
Tanpa ilmu yang bermanfaat atau
Tanpa bekal amal yang ikhlas.
Musafir yang ceria jiwanya
Hatinya hanya melara terkenang
Duka jika taatnya tidak diterima
Bimbang keampunan ditolak-Nya
Risau iman di tarik-Nya.
Ujian yang lain melanda tidak melarakan jiwanya.
Tempoh bermusafir itu dirasa cepat bila mengurus dunia
Panjang dan bosan bila mengurus akhirat.
Kekadang tertipu bila salah idola
Si Qarun yang gila harta disanjungi
Si Haman yang mementingkan kuasa dari kebenaran dicontohi
Mengagongkan nafsu dari segalanya.
Perhentian abadi si musafir dua tiada pertengahannya
Surga atau neraka
Bahagia atau sengsara.
Musafir ceria mengharap redha-Nya.
Musafir bahagia mendapat ampunan-Nya.
Comments