Masjid Raya Syahabudin Siak |
Mimbar masjid yang ringkas tapi memukau |
Masjid tersebut dikenali sebagai Masjid Syahabudin Siak. Masjid ini dibangunkan oleh keturunan para
Sultan Siak . Nama masjid Syahabudin diambil dari nama suku Syahad dari
keturunan Sultan Kerajaan Siak yang berasal dari Arab, mulai dari Sultan ke-2
yaitu Sultan Muhammad Ali. Masjid Syahabudin yang pertama terletak di Jalan
Syarif Kasim. Bangunan asal ini dibuat dari kayu, kemudian di dalamnya terdapat
mimbar yang berukir dari Jepun. Kemudian masjid Syahabudin dipindahkan ke Jalan
Sultan Ismail di tepi Sungai Siak, lebih
kurang 300 M dari istana As Seraya Hasniliyah Siak.
Masjid Syahabudin didirikan
oleh Sultan yang ke-12 bernama Sultan Syarif Qasim II, dimulai pada tahun 1927 dan selesai
dibangun pada tahun 1935. Dana pembangunan masjid tersebut berasal dari dana
kerajaan dan derma masyarakat Siak. Dalam pelaksanaan pembangunan masjid, untuk
menimbun tanah khususnya pondasi masjid dilakukan secara gotong-royong oleh
kaum ibu pada malam hari, mengingat masa itu masih berlaku Adat Pingitan bagi
kaum wanita (pada masa Pemerintahan Sultan Syarif Qasim II).Sedangkan
arsitektur bangunan masjid berbentuk bercirikan Eropah dan Timur Tengah (Negara
Turki). Untuk menjadi imam pada masa itu persyaratannya telah lulus tes oleh
Qodi Siak di zaman Sultan pada masa itu. Kepengurusan Masjid Syahabudin
dikoordinir oleh Sultan Siak, karena itu yang menjadi imam dan khatib digaji
oleh Sultan Siak. Di antara mereka adalah H. Abdul Wahid, Tuan Lebay Abdul
Muthalib, dan Imam Suhel. Kemudian pada tahun 1945 setelah Indonesia merdeka, seluruh aset
kerajaan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia, sehingga masjid
tersebut dijadikan masjid kabupaten Siak.
PESAN SPIRITUAL: "Hilang nikmat kerana tidak bersyukur, hilang kekuatan kerana bermusuh, hilang kekuasaan kerana lalai, hilang pengaruh kerana lemah".
Comments