Skip to main content

Mahu menyelami kehidupan kaum Sasak di Lombok


Semasa dalam perjalanan dari Kota Mataram ke pesisir pantai Lombok Timur, aku sempat tanya google tentang spot must be visit, dan Mr Goggle sarankan ke Sade iaitu sebuah perkampungan kaum Sasak. Dan memang berbaloi ke tempat ini mereka adalah orang asal Pulau Lombok.


Suku Sasak adalah suku asli Pulau Lombok dan merupakan kelompok etnis mayoritas di sana. Mereka memiliki bahasa, budaya, dan tradisi yang unik. Suku Sasak juga memiliki sejarah yang panjang, termasuk pengaruh dari kerajaan lain dan penyebaran agama


Berikut adalah beberapa poin penting tentang Suku Sasak:

  • Asal Usul:
    Suku Sasak diyakini berasal dari Jawa dan memiliki kemiripan aksara dengan bahasa Jawa. 

  • Bahasa:
    Mereka memiliki bahasa sendiri yang disebut bahasa Sasak. 

  • Agama:
    Mayoritas Suku Sasak memeluk agama Islam, namun ada juga yang menganut kepercayaan Wetu Telu yang merupakan campuran Islam, Hindu, dan kepercayaan lokal. 

  • Budaya:
    Suku Sasak memiliki berbagai tradisi dan kebudayaan unik, seperti tradisi "Merarik" (kawin culik), "Bau Nyale" (menangkap cacing laut), dan "Perang Topat" (lempar ketupat). 


  • Produk Budaya:
    Beberapa produk budaya Suku Sasak yang terkenal adalah alat musik Gendang Beleq, upacara Rebo Bontong, dan tari tradisional seperti Tari Tandang Mendet. 


  • Demografi:
    Selain Suku Sasak, terdapat juga kelompok minoritas lain di Lombok, seperti orang Bali, Jawa, Tionghoa, dan Arab. 


  • Pengaruh Bali:
    Ada hubungan kekerabatan antara Suku Sasak dan Suku Bali, dan beberapa aspek budaya Bali juga memengaruhi Suku Sasak, terutama dalam hal agama Wetu Telu. 


Sasak adalah salah satu kelompok etnis yang ada di Pulau Lombok serta mempunyai bahasanya sendiri bernama bahasa Sasak. Sejarah Suku Sasak Lombok dipercaya berasal dari Jawa yang datang ke Pulau Lombok. Hal ini dapat dilihat dari kemiripan aksaranya.

h istilah sasak diyakini memiliki asal kata sak-sak yang artinya sampan. Sampan digunakan oleh nenek moyang untuk memasuki Pulau Lombok yang dikelilingi oleh lautan dan samudra luas.



Suku sasak sendiri memiliki kepercayaan lama yaitu Sasak Boda sebelum agama atau kepercayaan Islam yang menjadi mayoritas kepercayaan masyarakat Suku Sasak setempat. Populasi Suku Sasak berjumlah kurang lebih sebelas ribu jiwa saat ini.



Sejarah Suku Sasak Lombok


Terdapat banyak teori yang mengungkapkan sejarah suku Sasak di Lombok. Salah satunya orang Sasak berasal dari Jawa yang dapat terlihat dari kemiripan tulisan aksaranya dan campuran orang sasak asli itu sendiri.

Sejarah lain dari Suku Sasak Lombok bermula saat Pulau Lombok berada dalam kekuasaan Majapahit dan Maha Patih Gajah Mada dikirim ke Lombok sebelum abad ke-16. Di akhir abad ke 16 sampai abad 17, Lombok mendapat pengaruh Jawa dan agama Islam lewat dakwah yang dilakukan oleh Sunan Giri.



Selanjutnya Lombok ditaklukkan Kerajaan Gelgel Bali di awal abad ke-18 yang terlihat dari komunitas Hindu Bali yang banyak menetap di daerah Mataram dan Lombok Barat dan terdapat beberapa pura yang besar. 



Akhirnya Lombok terlepas dari dari pengaruh Kerajaan Gelgel karena pengusiran yang dilakukan Kerajaan Selaparang dari Lombok Timur dengan bantuan kerajaan yang ada di Sumbawa.

Dilihat dari sejarahnya, Suku Sasak berasal dari gabungan Pulau Jawa, Pulau Bali, Makassar dan Sumbawa yang membawa pengaruh yang besar dalam perkembangan Suku Sasak yang ada di wilayah Lombok.



Ciri-ciri Tradisi Suku Sasak Lombok

Ciri-ciri tradisi Suku Sasak bisa terlihat dari cara hidup hingga hasil budaya yang dapat terlihat pada masyarakat Suku Sasak hingga zaman sekarang. Diantaranya yaitu masyarakatnya berkomunikasi menggunakan Bahasa Sasak sebagai bahasa daerah dalam kesehariannya.



Rumah adat Bale yang terdiri atas tiga tipe sesuai dengan status para penghuninya menjadi ciri-ciri tradisi suku Sasak yang dapat terlihat hingga kini. 

Kebiasaan unik masyarakat suku Sasak dalam melakukan perawatan rumah adat Bale yaitu menggunakan kotoran kerbau saat mengepel lantai.

Kebiasaan tersebut dipercaya membuat lantai awet dan tidak mudah pecah, dijauhi dari gigitan nyamuk dan membuat rumah menjadi lebih hangat.



Sebelum meneruskan perjalanan aku solat zohor dulu di Masjid Nur Syahada di Kampung Sasak ini.


Bye-bye orang Sasak, Pulau Lombok memang happening untuk dilawati. Pakage lengkap dari keindahan dan sejarah tuanya serta masjid yang banyak.


 

Comments

Popular posts from this blog

Coretan Kembara - Habib Ali Batu Pahat yang kutemui

Pak Habib dengan senang hati menyambut semua tetamunya tanpa melebihkan antara satu dengan lainnya. Seperti biasa bila memandang Pak Habib ni, timbul rasa tenang dalam diri               Ketika melayari internet untuk mencari informasi tempat-tempat yang menarik untuk dilawati di Surabaya, ada beberapa pelan perjalanan yang menjurus kepada lawatan tempat lahirnya Wali Songo. Banyak juga tokoh-tokoh agama yang hebat yang dicadangkan untuk diziarahi. Dalam banyak-banyak itu hamba ternampak satu nama dan gambar yang hamba pernah temui di rumahnya di Kampung Solok Wan Mor, Batu Pahat. Dia dikenali sebagai Habib Ali Batu Pahat atau nama sebenarnya al-Habib Syed Ali bin Syed Ja'far al-Idrus.            Pada kali pertama hamba menziarahinya kerana termakan pujuk seorang rakan yang mengajak hamba ke Batu Pahat untuk menziarahi Habib Ali kerana katanya amalan yang digalakkan pada 10 Muharam ialah menziarahi alim. Ke...

Masjid Telok Manok: Kutemui masjid tertua di Thailand.

Masjid tua yang tidak mempunyai kubah. Kubah adalah pengaruh Turki. Semasa berjalan di Narathiiwat, hamba berpeluang menziarahi sebuah masjid kayu yang sudah berumur sekitar 300 tahun bernama Masjid Telok Manok atau dikenal juga dengan nama Masjid Wadi Al-Hussein.  Rajah asal Masjid Telok Manok Masjid ini masih terus digunakan untuk solat fardu dan solat Jumaat Masjid ini dibina pada tahun 1768, menjadikannya sebagai masjid tertua yang masih berdiri di Thailand. Seni bina Melayu, Cina, Kemboja dan Jawa bergabung  Masjid ini dibina mengikut senibina Melayu, Cina, Jawa dan Kemboja.  Dibuat menggunakan kayu sepenuhnya dan tanpa menggunakan paku. Masjid ini mempunyai tiang dan ada menara azan yang juga dibuat dari kayu.   Semuanya disusun cantik namun terus kukuh selama 300 tahun Telok Manok merupakan nama desa tempat masjid ini berdiri, sebuah desa kecil berjarak sekitar 25 kilo meter dari kota Narathiwat. Sedangkan A...

Damsyik - Kutemui Masjid Umawi yang tua usianya.

Tempat pertama hamba ziarahi ketika sampai  di Damsyik ialah Masjid Umawi.   Masjid ini telah dibina pada zaman pemerintahan Khalifah Umawi al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah Kerajaan Umawi pada tahun (86 – 96 Hijrah) (705 – 714 Masehi) .  Damsyik adalah Ibu Kota pemerintahan kerajaan Umayyah pada waktu tersebut. I a didirikan di atas tanah yang sudah beribu-ribu tahun menjadi pusat peribadatan dan awalnya merupakan tempat ibadah bangsa Aram yang menyembah Dewa Hadad, iaitu bangsa Arab Suryani kuno sejak 3000 tahun sebelum Masihi. Di awal abad Masihi tempat ini telah berubah menjadi tempat ibadah penyembah Dewa Jupiter ad-Dimasqi (zaman Romawi) dan ketika agama Kristian berkembang di Damsyik  pada abad ke-4 Masihi tempat ini berubah menjadi gereja yang bernama “St. John the Baptist Basilica”.   Pada zaman kekuasaan Romawi, penduduk asing tidak mudah memasuki kota Damsyik, karena kota itu dikelilingi tembok yang tinggi. Mereka yang ingin memasuki k...