Skip to main content

Pertama kali ke Batam tahun 2010



Kota Batam merupakan bandar terbesar di provinsi Kepulauan RiauIndonesia dengan jumlah penduduk mencapai 1,025,044 orang. Metropolitan Batam terdiri dari tiga pulau iaitu BatamRempang, dan Galang yang dihubungkan oleh Jembatan Barelang. Batam merupakan sebuah kota dengan letak sangat strategis. Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang cukup dekat dengan Singapura dan Malaysia. Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk, dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 170 kali lipat. Namun kini, orang Melayu tempatan semakin terpinggirkan di tepian pulau batam




dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadimdalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam

Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah kecamatan Batam yang merupakan bagian dari kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam.

Di era Reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah otonomi iaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam















 

Comments

Popular posts from this blog

Coretan Kembara - Habib Ali Batu Pahat yang kutemui

Pak Habib dengan senang hati menyambut semua tetamunya tanpa melebihkan antara satu dengan lainnya. Seperti biasa bila memandang Pak Habib ni, timbul rasa tenang dalam diri               Ketika melayari internet untuk mencari informasi tempat-tempat yang menarik untuk dilawati di Surabaya, ada beberapa pelan perjalanan yang menjurus kepada lawatan tempat lahirnya Wali Songo. Banyak juga tokoh-tokoh agama yang hebat yang dicadangkan untuk diziarahi. Dalam banyak-banyak itu hamba ternampak satu nama dan gambar yang hamba pernah temui di rumahnya di Kampung Solok Wan Mor, Batu Pahat. Dia dikenali sebagai Habib Ali Batu Pahat atau nama sebenarnya al-Habib Syed Ali bin Syed Ja'far al-Idrus.            Pada kali pertama hamba menziarahinya kerana termakan pujuk seorang rakan yang mengajak hamba ke Batu Pahat untuk menziarahi Habib Ali kerana katanya amalan yang digalakkan pada 10 Muharam ialah menziarahi alim. Ke...

Masjid Telok Manok: Kutemui masjid tertua di Thailand.

Masjid tua yang tidak mempunyai kubah. Kubah adalah pengaruh Turki. Semasa berjalan di Narathiiwat, hamba berpeluang menziarahi sebuah masjid kayu yang sudah berumur sekitar 300 tahun bernama Masjid Telok Manok atau dikenal juga dengan nama Masjid Wadi Al-Hussein.  Rajah asal Masjid Telok Manok Masjid ini masih terus digunakan untuk solat fardu dan solat Jumaat Masjid ini dibina pada tahun 1768, menjadikannya sebagai masjid tertua yang masih berdiri di Thailand. Seni bina Melayu, Cina, Kemboja dan Jawa bergabung  Masjid ini dibina mengikut senibina Melayu, Cina, Jawa dan Kemboja.  Dibuat menggunakan kayu sepenuhnya dan tanpa menggunakan paku. Masjid ini mempunyai tiang dan ada menara azan yang juga dibuat dari kayu.   Semuanya disusun cantik namun terus kukuh selama 300 tahun Telok Manok merupakan nama desa tempat masjid ini berdiri, sebuah desa kecil berjarak sekitar 25 kilo meter dari kota Narathiwat. Sedangkan A...

Damsyik - Kutemui Masjid Umawi yang tua usianya.

Tempat pertama hamba ziarahi ketika sampai  di Damsyik ialah Masjid Umawi.   Masjid ini telah dibina pada zaman pemerintahan Khalifah Umawi al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah Kerajaan Umawi pada tahun (86 – 96 Hijrah) (705 – 714 Masehi) .  Damsyik adalah Ibu Kota pemerintahan kerajaan Umayyah pada waktu tersebut. I a didirikan di atas tanah yang sudah beribu-ribu tahun menjadi pusat peribadatan dan awalnya merupakan tempat ibadah bangsa Aram yang menyembah Dewa Hadad, iaitu bangsa Arab Suryani kuno sejak 3000 tahun sebelum Masihi. Di awal abad Masihi tempat ini telah berubah menjadi tempat ibadah penyembah Dewa Jupiter ad-Dimasqi (zaman Romawi) dan ketika agama Kristian berkembang di Damsyik  pada abad ke-4 Masihi tempat ini berubah menjadi gereja yang bernama “St. John the Baptist Basilica”.   Pada zaman kekuasaan Romawi, penduduk asing tidak mudah memasuki kota Damsyik, karena kota itu dikelilingi tembok yang tinggi. Mereka yang ingin memasuki k...