Skip to main content

Mandi air laut yang sejuk di Gua Rangko



Saat ini kebutuhan akan berwisata bagi masyarakat Indonesia sangat meningkat, terutama bagi sebagian masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan yang kesehariannya harus berjibaku dengan kesibukan pekerjaan dan hingar bingar kota. Melarikan diri ke suatu tempat wisata untuk sejenak merasakan keheningan di luar ibu kota merupakan pilihan yang menggiurkan. Namun tentunya akan sedikit mengecewakan ketika suasana yang diharapkan tidak ditemukan karena tempat yang dikunjungi pun dipenuhi orang – orang yang sama mencari pelarian dari segala rutinitas.


Jika mencari tempat wisata yang tenang dan belum terjamah, cobalah berkunjung ke Goa Rangko yang terletak di Desa Rangko, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang dapat diakses dari Labuan Bajo dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan. Goa yang sering juga disebut Goa Buaya ini—walaupun tidak ada buata ditemukan di sekitarnya—bisa dijadikan salah satu alternatif wisata setelah atau sebelum berkunjung ke Taman Nasional Komodo.



Goa Rangko ibarat sebuah kolam renang pribadi yang menawarkan keheningan bagi siapapun yang mampir untuk merasakan kesegaran air yang ada di dalamnya. Air yang terdapat di dalam goa merupakan air asin. Air tersebut bersumber dari air laut, hal ini disebabkan karna terdapat rongga-rongga atau celah yang menghubungkan kolam di dalam goa dengan laut lepas. Bagian atas Goa Rangko dipenuhi ornamen-ornamen stalaktit yang cantik dengan beragam bentuk tak beraturan. Bagusnya, tidak ditemui kelelawar seperti di goa-goa pada umumnya, sehingga suasana sunyi akan semakin dirasakan oleh para pengunjung yang datang ke goa ini. Jika ingin berkunjung ke Goa Rangko, ada baiknya untuk berangkat sepagi mungkin dari Labuan Bajo, karena waktu yang sangat pas untuk menikmati keindahan alam dari lokasi ini adalah pada pukul 12.00 hingga 14.00, dimana pada waktu tersebut sinar matahari akan masuk ke lubang goa dan dapat membantu penerangan di dalam goa, sehingga birunya kolam pribadi Goa Rangko pun dapat dilihat.

Untuk mencapainya, pengunjung dapat menyewa perahu milik para nelayan di sekitar desa. Goa Rangko masih jarang didatangi oleh wisatawan karena memang belum banyak informasi yang membahas obyek wisata ini, ditambah belum ada transportasi mendukung yang dikhususkan untuk kunjungan ke goa tersebut. Maka dari itu, bagi anda yang ingin mencari ketenangan sekaligus bersantai di kolam alami yang dimiliki Goa Rangko, destinasi ini dapat dimasukan ke daftar tujuan liburan anda berikutnya.



Gua Rangko pertama kali ditemukan pada 1970-an oleh La Anca, penduduk pertama Dusun Rangko. Saat berburu rusa di gunung, La Anca mendengar anjing menggonggong. Ia menemukan anjing tersebut berdiri di depan sebuah gua dan menggonggong ke arah rusa di dalamnya. Setelah menikam rusa itu, La Anca kembali ke kampung dan menceritakan penemuannya kepada warga. Meskipun awalnya gua tersebut tidak terlalu diperhatikan, masyarakat mulai mengunjunginya pada tahun 1990-an, terutama saat lebaran untuk piknik dan mandi.

Pada 2014, lima mahasiswa mengunjungi Gua Rangko dan mempublikasikannya melalui foto-foto menarik yang mereka unggah di media sosial (medsos). Sejak saat itu, Gua Rangko semakin dikenal dan menjadi destinasi wisata populer di kalangan 

Baca artikel detikbali, "Wisata Gua Rangko di NTT: Daya tarik, Lokasi, Harga tiket, dan Rute" selengkapnya https://www.detik.com/bali/wisata/d-7496462/wisata-gua-rangko-di-ntt-daya-tarik-lokasi-harga-tiket-dan-rute.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/





Gua Rangko terletak diManggarai Barat, NTT. Gua ini adalah destinasi wisata alam yang menawan dengan keindahan alam yang memukau.

Daya Tarik
Adanya kolam renang alami di dalam gua menjadikan salah satu daya tarik wisatawan untuk mengunjungi destinasi yang satu ini. Keindahan alam yang dimiliki dan jarang ditemukan di daerah lain. Berikut adalah beberapa daya tarik lain dari Gua Rangko:

Kolam Air Asin yang Jernih
Salah satu daya tarik utama Gua Rangko adalah kolam air asin yang jernih di dalam gua. Airnya yang bening memantulkan cahaya matahari, menciptakan pemandangan bawah air yang spektakuler. Kolam ini sering digunakan oleh pengunjung untuk berenang dan menyelam.

Stalaktit dan Stalagmit yang Menakjubkan
Di dalam gua, pengunjung dapat melihat formasi stalaktit dan stalagmit yang unik dan indah. Pembentukan alami ini menciptakan suasana yang magis dan menambah keindahan 

Baca artikel detikbali, "Wisata Gua Rangko di NTT: Daya tarik, Lokasi, Harga tiket, dan Rute" selengkapnya https://www.detik.com/bali/wisata/d-7496462/wisata-gua-rangko-di-ntt-daya-tarik-lokasi-harga-tiket-dan-rute.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/



Untuk mencapai Gua Rangko, pengunjung harus menempuh perjalanan menggunakan perahu dari Labuan Bajo, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki. Meskipun perjalanan ini menantang, pemandangan alam yang dilalui sangat indah dan menambah pengalaman petualangan yang menyenangkan.

Lingkungan Alami yang Tenang
Gua Rangko terletak di daerah yang relatif terpencil, sehingga suasananya tenang dan jauh dari keramaian. Ini membuatnya menjadi tempat yang ideal untuk beristirahat dan menikmati keindahan alam tanpa gangguan.

Kejernihan Air yang Menyegarkan

Baca artikel detikbali, "Wisata Gua Rangko di NTT: Daya tarik, Lokasi, Harga tiket, dan Rute" selengkapnya https://www.detik.com/bali/wisata/d-7496462/wisata-gua-rangko-di-ntt-daya-tarik-lokasi-harga-tiket-dan-rute.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/






Panorama Sekitar yang Indah
Selain gua itu sendiri, daerah sekitar Gua Rangko juga menawarkan pemandangan yang indah, termasuk pantai-pantai yang bersih dan perbukitan yang hijau. Pemandangan ini dapat dinikmati selama perjalanan menuju gua maupun saat berada di lokasi.

Harga tiket
Buka : Setiap hari

Jam Operasional: 08.00-17.30 Wita

Harga tiket:

Rp 10 ribu (Lokal)

Rp 20 ribu (WNI)

Rp 50 ribu (WNA)

Rute
Titik awal: Labuan Bajo

Perjalanan dapat ditempuh melalui jalur darat dengan waktu tempuh sekitar 40 menit.

Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi ataupun menyewa dari Labuan Bajo menuju Desa Rangko.

Sesampainya di Desa Rangko, Anda perlu menyebrang untuk menuju ke Gua Rangko yang memakan waktu sekitar 20 menit

Untuk menyebrang ke Gua Rangko, Anda perlu menyewa perahu yang harganya bervariasi tergantung jumlah kapasitas perahu.

Sesampai di lokasi, Anda harus melakukan trekking selama 15 menit untuk menuju Gua Rangko.

Baca artikel detikbali, "Wisata Gua Rangko di NTT: Daya tarik, Lokasi, Harga tiket, dan Rute" selengkapnya https://www.detik.com/bali/wisata/d-7496462/wisata-gua-rangko-di-ntt-daya-tarik-lokasi-harga-tiket-dan-rute.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/























 

Comments

Popular posts from this blog

Coretan Kembara - Habib Ali Batu Pahat yang kutemui

Pak Habib dengan senang hati menyambut semua tetamunya tanpa melebihkan antara satu dengan lainnya. Seperti biasa bila memandang Pak Habib ni, timbul rasa tenang dalam diri               Ketika melayari internet untuk mencari informasi tempat-tempat yang menarik untuk dilawati di Surabaya, ada beberapa pelan perjalanan yang menjurus kepada lawatan tempat lahirnya Wali Songo. Banyak juga tokoh-tokoh agama yang hebat yang dicadangkan untuk diziarahi. Dalam banyak-banyak itu hamba ternampak satu nama dan gambar yang hamba pernah temui di rumahnya di Kampung Solok Wan Mor, Batu Pahat. Dia dikenali sebagai Habib Ali Batu Pahat atau nama sebenarnya al-Habib Syed Ali bin Syed Ja'far al-Idrus.            Pada kali pertama hamba menziarahinya kerana termakan pujuk seorang rakan yang mengajak hamba ke Batu Pahat untuk menziarahi Habib Ali kerana katanya amalan yang digalakkan pada 10 Muharam ialah menziarahi alim. Ke...

Damsyik - Kutemui Masjid Umawi yang tua usianya.

Tempat pertama hamba ziarahi ketika sampai  di Damsyik ialah Masjid Umawi.   Masjid ini telah dibina pada zaman pemerintahan Khalifah Umawi al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah Kerajaan Umawi pada tahun (86 – 96 Hijrah) (705 – 714 Masehi) .  Damsyik adalah Ibu Kota pemerintahan kerajaan Umayyah pada waktu tersebut. I a didirikan di atas tanah yang sudah beribu-ribu tahun menjadi pusat peribadatan dan awalnya merupakan tempat ibadah bangsa Aram yang menyembah Dewa Hadad, iaitu bangsa Arab Suryani kuno sejak 3000 tahun sebelum Masihi. Di awal abad Masihi tempat ini telah berubah menjadi tempat ibadah penyembah Dewa Jupiter ad-Dimasqi (zaman Romawi) dan ketika agama Kristian berkembang di Damsyik  pada abad ke-4 Masihi tempat ini berubah menjadi gereja yang bernama “St. John the Baptist Basilica”.   Pada zaman kekuasaan Romawi, penduduk asing tidak mudah memasuki kota Damsyik, karena kota itu dikelilingi tembok yang tinggi. Mereka yang ingin memasuki k...

Masjid Telok Manok: Kutemui masjid tertua di Thailand.

Masjid tua yang tidak mempunyai kubah. Kubah adalah pengaruh Turki. Semasa berjalan di Narathiiwat, hamba berpeluang menziarahi sebuah masjid kayu yang sudah berumur sekitar 300 tahun bernama Masjid Telok Manok atau dikenal juga dengan nama Masjid Wadi Al-Hussein.  Rajah asal Masjid Telok Manok Masjid ini masih terus digunakan untuk solat fardu dan solat Jumaat Masjid ini dibina pada tahun 1768, menjadikannya sebagai masjid tertua yang masih berdiri di Thailand. Seni bina Melayu, Cina, Kemboja dan Jawa bergabung  Masjid ini dibina mengikut senibina Melayu, Cina, Jawa dan Kemboja.  Dibuat menggunakan kayu sepenuhnya dan tanpa menggunakan paku. Masjid ini mempunyai tiang dan ada menara azan yang juga dibuat dari kayu.   Semuanya disusun cantik namun terus kukuh selama 300 tahun Telok Manok merupakan nama desa tempat masjid ini berdiri, sebuah desa kecil berjarak sekitar 25 kilo meter dari kota Narathiwat. Sedangkan A...