Kulihat Kubah Emas yang gah dari Jabal Zaitun, dan merasakan marahnya orang Yahudi bila mereka menziarahi kuburan leluhur mereka, mereka akan melihat kubah emas itu.
Destinasi akhir di Jerusalem sebelum bertolak balik ke Jordan ialah singgah di Jabal Zaitun atau Mount Olive yang terkenal itu. Jabal Zaitun ini merupakan perbukitan batu kapur yang berada di sebelah timur Jerusalem. Bukit ini memiliki banyak sejarahnya yang ada kaitan dengan agama Yahudi, Kristian, dan Islam.
Jabal Zaitun ini terdiri dari tiga puncak yang membentang dari selatan ke utara, dengan puncak tertingginya bernama At Tur yang punya ketinggian 818 meter.
Tempat ini telah menjadi kawasan kuburan orang Yahudi yang memuat sekitar 150 ribu makam, dikatakan kuburan ini sudah berusia 3000 tahun.
Jabal Zaitun mendapat nama dari luasnya kebun zaitun yang ada di lereng bukit ini pada zaman dahulu. Kebetulan tanah Palestin memang sesuai untuk tanaman zaitun, malah minyak zaitun terbaik di dunia datangnya dari daerah Palestin.
Sejak dulu, banyak orang Yahudi dikuburkan di tempat ini, terutama di bahagian selatan di mana terdapat kuburan yang digali dari dalam batu, yang sekarang menjadi desa Silwan. Makam yang dianggap milik nabi Zakaria dan Absalom anak Daud masih ada di sana. Di lereng atas, terdapat makam nabi-nabi terkenal bangsa Yahudi.
Tentera Rom juga pernah bermarkas di bukit ini ketika mengepung Jerusalem pada tahun 70 M. Setelah hancurnya Bait Suci, orang-orang Yahudi merayakan Sukkot di Jabal Zaitun.
Orang Yahudi berziarah ke sini karena bukit ini terletak 80 meter lebih tinggi dari Bukit Bait Suci dan memberikan pemandangan daerah bekas Bait Suci.
Tempat ini menjadi tradisi untuk orang Yahudi meratapi kehancuran Bait Suci, terutama pada hari raya mereka. Setiap tahun mereka akan naik ke gunung Zion pada hari Tisha B'Av untuk berpuasa dan berduka, dan dari sana mereka berjalan turun sepanjang lembah Yosafat dan naik ke atas Jabal Zaitun. Dari sana mereka melihat seluruh bukit tempat Bait suci dan mereka menangis serta meratapi kehancuran Bait ini. Dan sudah tentu hati mereka marah membara dan dendam kesumat yang tidak terhingga kerana tempat yang mereka percaya bait suci itu kini tersergam dengan Kubah Emas yang berada di Tanah Haram Baitul Maqdis. Masjid Kubah Emas atau Dome Of The Rock atau Masjid Kubah Batu ialah tempat di mana letaknya batu semasa Nabi Muhammad hendak mikraj ke Sidratul Muntaha. Kubah emas yang kuning berkilauan ini memang satu pemandangan yang sangat mencolok mata dari Jabal Zaitun.
Selama pemerintahan Jordan dari tahun 1948 sampai 1967, penguburan Yahudi telah dihentikan. Raja Hussein dari Jordan telah mengizinkan pembangunan hotel mewah yang bernama Seven Arches Intercontinental Hotel di puncak Bukit Zaitun berserta jalan yang melalui kuburan sehingga menghancurkan ratusan makam Yahudi, termasuk yang dari zaman Bait Suci pertama.
Zionis Yahudi sangat marah dan setelah "Perang 6 Hari", mereka menawan tempat ini dan kuburan dibuka lagi untuk penguburan. Pentingnya kubur ini hinggakan Perdana Menteri Israel, Menachem Begin, minta dikuburkan di Jabal Zaitun dekat makam Meir Feinstein, anggota Irgun Etzel, tidak di makam nasional Bukit Herzl.
Mitos Jabal Zaitun dicatat pertama kali berkenaan dengan larinya raja Daud dari puteranya Absalom. Daud mendaki Jabal Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis." Tempat pendakian ini diperkirakan di timur Kota Daud, dekat desa Silwan.
Menurut orang Kristian Jabal Zaitun juga dekat dengan mereka, seperti mereka percaya kisah Yesus
menyuruh murid-muridnya mengambil keledai dan mulai naik di Jabal Zaitun dalam perjalanannya masuk ke Kota Jerusalem bagi kali terakhir sebelum dihukum salib.
Banyak sungguh kisah di Jabal Zaitun. Tak jauh dari sini ada Maqam dan Masjid tokoh sufi wanita yang ternama iaitu Rabiatul Adawiyah.
Kemarah zionis di Jabal Zaitun itu membuak kepada cita-cita mereka yang inginkan kawasan luas dari Sungai Nil hingga ke Sungai Furat. Mereka tidak terhenti sekadar menguasai peta Palestin yang bentuknya seperti belati itu sahaja.
Cita-cita berjangka masa panjang tersebut juga seharusnya mengingatkan negara-negara Arab yang kini lunak dengan Israel, bahawa suatu hari nanti mereka akan turut menjadi mangsa.
Bye-bye Jabal Zaitun semoga kau kembali dikuasai oleh orang Islam.
Comments