Kuziarahi Makam Nabi Yusa' yang kisahnya berjaya membawa kaumnya Bani Israel dari Mesir ke Palestin.
Musa a.s., telah membawa kaumnya meninggalkan Mesir dengan merentasi Laut Merah yang terbelah dua untuk menuju ke Palestin. Namun, selepas peristiwa itu, kaum Bani Israil ternyata masih terikat dengan hawa nafsu, sehingga mereka lalu menyembah patung lembu emas yang dibuat dari leburan barang-barang berharga yang sempat mereka bawa selama pelarian. Lama waktu berselang, Bani Israil kembali menentang perintah nabinya sendiri untuk berperang dan memasuki Palestin. Mereka berdalih bahwa kota itu dikelilingi oleh benteng yang sangat tebal dan kukuh, serta dikawal oleh tentera yang gagah dan besar. Rasa takut, yang bersumber dari kecintaan akan dunia ini, membuat Bani Israil enggan untuk berjihad di Jalan Allah. Nabi Musa a.s. menyedari bahwa selama hati kaumnya masih tertawan pada kecintaan hidup di dunia, mereka tidak akan mampu menduduki Palestin. Karena keengganan mereka untuk berjihad ini, Bani Israil terhukum dengan sesat tanpa tujuan di padang pasir selama empat puluh tahun.
Maka, menjelang akhir hayatnya, Musa a.s. menyadari bahwa saat-saat yang ditunggu telah tiba bagi kaumnya untuk memasuki tanah yang dijanjikan, meskipun tanpa kehadiran dirinya. Melalui bimbingan Allah SWT, Nabi Musa pun mempersiapkan seorang Yusya' bin Nun a.s., sebagai pemimpin Bani Israel menggantikan dirinya.
Dengan diangkatnya Yusya' bin Nun, persiapan untuk memasuki Palestin dengan cara menembus Tembok Kubu Jeriko mula dirancang. Kemudian saat yang lama dinantikan itu pun tiba, Nabi Yusya' a.s. mempersiapkan kaumnya untuk berangkat berperang dan menakluki Palestin. Nabi Yusya' mempersyaratkan bahwa mereka yang ikut berperang bersamanya adalah mereka yang tidak tertawan hatinya kepada kenikmatan dunia. Karena bukanlah jumlah tentera yang dicari, melainkan keikhlasan dalam melaksanakan perang suci ini. Ia berkata kepada kaumnya, "Sucikan dan teguhkanlah niatmu, sebab besok Tuhanmu akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu."
Nabi Yusya' berkata kepada kaumnya, "Bawa dan usung Peti Tabut, berjalanlah kalian di depan." Mengusung Tabut adalah simbol bahwasanya perjuangan ini adalah perintah-Nya dan hanya dapat dilakukan dengan kekuatan-Nya semata, bukan oleh kekuatan sendiri. Maka dimulailah perjalanan suci yang didasari atas keyakinan dan ketakwaan ini. Mereka mengangkat Peti Tabut, berjalan di barisan terdepan memimpin pergerakan kaum Bani Israil. Sementara itu, Allah SWT telah mempersiapkan sebuah mukjizat yang tak disangka-sangka. Sesampai di tepi Sungai Jordan, tatkala mereka mulai mencelupkan kakinya ke dalam air untuk menyeberang, tiba-tiba aliran sungai terhenti dan terbukalah jalan kering melintasi sungai di depan mereka. Pasukan Bani Israil pun menyeberangi sungai yang lebar dan dalam itu, tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Sebelum sampai di seberang sungai, Nabi Yusya' a.s. menerima petunjuk dari Allah SWT agar memerintahkan wakil dari masing-masing suku Bani Israil — yakni sebanyak 12 suku — untuk mengambil 12 batu yang menjadi bekas injakan para imam ketika melintas di tengah sungai, untuk dibawa ke pinggir sungai dan diletakkan di tempat mereka akan bermalam.
Berita tentang kedatangan pasukan Bani Israil telah menyebar ke seluruh negeri. Pintu Gerbang Tembok Kubu Jeriko yang besar dan kukuh itu pun ditutup rapat-rapat, tak seorang pun dapat keluar atau masuk. Nabi Yusa' dan kaumnya mengepung kubu Jeriko selama 6 hari, dan pada hari ke tujuh dinding tembok telah runtuh. lalu Nabi Yusa' dan kaumnya menyerbu masuk dan menawan Kota Jeriko. Jeriko sekarang dikuasai oleh pemerintah Palestin di Tebing Barat.
Rasulullah SAW di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, mengatakan tatkala Nabi Yusya' menembus Tembok Kota Jeriko, matahari sempat dibuat berhenti beredar oleh Allah SWT. Hari itu, yakni Hari Jumaat, berlangsung lebih lama dari yang semestinya. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan kepada Nabi Yusya' beserta kaumnya menyelesaikan amanahnya, karena keesokan harinya sudah masuk Hari Sabat (Sabtu) di mana di hari itu, sesuai syariat yang diturunkan melalui Nabi Musa, Bani Israil diperintahkan untuk berehat dan tidak berperang.
"Maka ia (Yusya') berangkat hingga mendekati kota kira-kira pada waktu Ashar. Ia kemudian berkata kepada matahari, 'Hai matahari, engkau tengah menjalankan tugasmu dan aku pun sedang menjalankan tugas dari Allah. Maka, wahai Tuhanku, hentikanlah matahari!' Dan matahari pun berhenti sejenak hingga Allah mengaruniakan kemenangan kepadanya." — HR Muslim 19/4327
Demikianlah kisah Nabi Yusya' a.s. dalam melanjutkan tugas kenabian yang telah diawali oleh Nabi Musa a.s., membimbing Bani Israil keluar dari Mesir hingga memasuki Palestin.
Comments