Skip to main content

Kuziarahi Makam Nabi Yusa' yang kisahnya berjaya membawa kaumnya Bani Israel dari Mesir ke Palestin.



Dalam kembara Jordan tahun 2009, hamba tak berkesempatan untuk menziarahi Makam Nabi Yusyak ini, kerana nabi ini tidak termasuk dalam senarai 25 rasul yang wajib dipelajari. Ertinya kurang popular di kalangan orang Nusantara. Namun Alhamdulillah pada tahun 2023 (14 tahun kemudian) hamba diberikan rezeki untuk sampai ke sini. Dengan itu hamba pun mula membaca dan mengenali nabi ini dan sumbangannya pada sejarah.


Nabi Yusya' a.s., atau Joshua (dalam Bahasa Inggeris), atau Yehoshu (Bahasa Ibrani), adalah murid dari Nabi Musa a.s. yang juga akhirnya menjadi pemimpin Bani Israel menggantikan Nabi Musa yang wafat. Nama Nabi Yusya’ a.s. tidak disebutkan secara eksplisit di dalam Al-Qur'an, akan tetapi beliaulah yang mendampingi Musa ketika keduanya berjalan hingga bertemu dengan Nabi Khidir a.s.  Dalam surah Al Kahfi (18:60) Allah berfirman: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum  sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun." 


Musa a.s., telah membawa kaumnya meninggalkan Mesir dengan merentasi Laut Merah yang terbelah dua untuk menuju ke Palestin. Namun, selepas peristiwa itu, kaum Bani Israil ternyata masih terikat dengan hawa nafsu, sehingga mereka lalu menyembah patung lembu emas yang dibuat dari leburan barang-barang berharga yang sempat mereka bawa selama pelarian. Lama waktu berselang, Bani Israil kembali menentang perintah nabinya sendiri untuk berperang dan memasuki Palestin.  Mereka berdalih bahwa kota itu dikelilingi oleh benteng yang sangat tebal dan kukuh, serta dikawal oleh tentera yang gagah dan besar.  Rasa takut, yang bersumber dari kecintaan akan dunia ini, membuat Bani Israil enggan untuk berjihad di Jalan Allah. Nabi Musa a.s. menyedari bahwa selama hati kaumnya masih tertawan pada kecintaan hidup di dunia, mereka tidak akan mampu  menduduki Palestin. Karena keengganan mereka untuk berjihad ini, Bani Israil terhukum dengan sesat tanpa tujuan  di padang pasir selama empat puluh tahun. 

Maka, menjelang akhir hayatnya, Musa a.s. menyadari bahwa saat-saat yang ditunggu telah tiba bagi kaumnya untuk memasuki tanah yang dijanjikan, meskipun tanpa kehadiran dirinya. Melalui bimbingan Allah SWT, Nabi Musa pun mempersiapkan seorang Yusya' bin Nun a.s., sebagai pemimpin Bani Israel menggantikan dirinya.

Dengan diangkatnya Yusya' bin Nun, persiapan untuk memasuki Palestin  dengan cara menembus Tembok Kubu Jeriko mula dirancang. Kemudian saat yang lama dinantikan itu pun tiba, Nabi Yusya' a.s. mempersiapkan kaumnya untuk berangkat berperang dan menakluki Palestin. Nabi Yusya' mempersyaratkan bahwa mereka yang ikut berperang bersamanya adalah mereka yang tidak tertawan hatinya kepada kenikmatan dunia. Karena bukanlah jumlah tentera yang dicari, melainkan keikhlasan dalam melaksanakan perang suci ini. Ia berkata kepada kaumnya, "Sucikan dan teguhkanlah niatmu, sebab besok Tuhanmu akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu."

 Nabi Yusya' berkata kepada kaumnya, "Bawa dan usung Peti Tabut, berjalanlah kalian di depan." Mengusung Tabut adalah simbol bahwasanya perjuangan ini adalah perintah-Nya dan hanya dapat dilakukan dengan kekuatan-Nya semata, bukan oleh kekuatan sendiri. Maka dimulailah perjalanan suci yang didasari atas keyakinan dan ketakwaan ini. Mereka  mengangkat Peti Tabut, berjalan di barisan terdepan memimpin pergerakan kaum Bani Israil. Sementara itu, Allah SWT telah mempersiapkan sebuah mukjizat yang tak disangka-sangka. Sesampai di tepi Sungai Jordan, tatkala mereka mulai mencelupkan kakinya ke dalam air untuk menyeberang, tiba-tiba aliran sungai terhenti dan terbukalah jalan kering melintasi sungai di depan mereka. Pasukan Bani Israil pun menyeberangi sungai yang lebar dan dalam itu, tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Sebelum sampai di seberang sungai, Nabi Yusya' a.s. menerima petunjuk dari Allah SWT agar memerintahkan wakil dari masing-masing suku Bani Israil — yakni sebanyak 12 suku — untuk mengambil 12 batu yang menjadi bekas injakan para imam ketika melintas di tengah sungai, untuk dibawa ke pinggir sungai dan diletakkan di tempat mereka akan bermalam.

Berita tentang kedatangan pasukan Bani Israil telah menyebar ke seluruh negeri. Pintu Gerbang Tembok Kubu Jeriko yang besar dan kukuh itu pun ditutup rapat-rapat, tak seorang pun dapat keluar atau masuk. Nabi Yusa' dan kaumnya mengepung kubu Jeriko selama 6 hari, dan pada hari ke tujuh dinding tembok telah runtuh.  lalu Nabi Yusa' dan kaumnya menyerbu masuk dan menawan Kota Jeriko.  Jeriko sekarang dikuasai oleh pemerintah Palestin di Tebing Barat.

 Rasulullah SAW di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, mengatakan tatkala Nabi Yusya' menembus Tembok Kota Jeriko, matahari sempat dibuat berhenti beredar oleh Allah SWT. Hari itu, yakni Hari Jumaat, berlangsung lebih lama dari yang semestinya. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan kepada Nabi Yusya' beserta kaumnya menyelesaikan amanahnya, karena keesokan harinya sudah masuk Hari Sabat (Sabtu) di mana di hari itu, sesuai syariat yang diturunkan melalui Nabi Musa, Bani Israil diperintahkan untuk berehat dan tidak berperang.

"Maka ia (Yusya') berangkat hingga mendekati kota kira-kira pada waktu Ashar. Ia kemudian berkata kepada matahari, 'Hai matahari, engkau tengah menjalankan tugasmu dan aku pun sedang menjalankan tugas dari Allah. Maka, wahai Tuhanku, hentikanlah matahari!' Dan matahari pun berhenti sejenak hingga Allah mengaruniakan kemenangan kepadanya." — HR Muslim 19/4327

Demikianlah kisah Nabi Yusya' a.s. dalam melanjutkan tugas kenabian yang telah diawali oleh Nabi Musa a.s., membimbing Bani Israil keluar dari Mesir hingga memasuki  Palestin.


Makam Nabi Yusa' kini dijaga rapi dan didirikan bangunan dan sebuah masjid juga telah dibina berhampiran makam ini.


Masjid ini agak besar dan bersih, ketika mengunjungi tempat ini kebetulan masuk waktu Zohor. Kami solat berjamaah Zohor kemudian kami jamak dan Qasar solat Asar. 



Mihrab masjid yang cantik dan terjaga walaupun komplek makam dan masjid ini agak jauh dari penempatan.


Komplek masjid yang agak luas.


 
Persekitaran dan pemandangan di luar komplek makam Nabi Yusa' dan masjid, jelas kompleks ini terletak kawasan tanah tinggi dan berbukit.  Nun jauh di bawah sana baru ada kampung dan penempatan.  Kawasan ini sekarang masuk dalam wilayah kekuasaan Jordan. 

 

Comments

Popular posts from this blog

Coretan Kembara - Habib Ali Batu Pahat yang kutemui

Pak Habib dengan senang hati menyambut semua tetamunya tanpa melebihkan antara satu dengan lainnya. Seperti biasa bila memandang Pak Habib ni, timbul rasa tenang dalam diri               Ketika melayari internet untuk mencari informasi tempat-tempat yang menarik untuk dilawati di Surabaya, ada beberapa pelan perjalanan yang menjurus kepada lawatan tempat lahirnya Wali Songo. Banyak juga tokoh-tokoh agama yang hebat yang dicadangkan untuk diziarahi. Dalam banyak-banyak itu hamba ternampak satu nama dan gambar yang hamba pernah temui di rumahnya di Kampung Solok Wan Mor, Batu Pahat. Dia dikenali sebagai Habib Ali Batu Pahat atau nama sebenarnya al-Habib Syed Ali bin Syed Ja'far al-Idrus.            Pada kali pertama hamba menziarahinya kerana termakan pujuk seorang rakan yang mengajak hamba ke Batu Pahat untuk menziarahi Habib Ali kerana katanya amalan yang digalakkan pada 10 Muharam ialah menziarahi alim. Ke...

Damsyik - Kutemui Masjid Umawi yang tua usianya.

Tempat pertama hamba ziarahi ketika sampai  di Damsyik ialah Masjid Umawi.   Masjid ini telah dibina pada zaman pemerintahan Khalifah Umawi al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah Kerajaan Umawi pada tahun (86 – 96 Hijrah) (705 – 714 Masehi) .  Damsyik adalah Ibu Kota pemerintahan kerajaan Umayyah pada waktu tersebut. I a didirikan di atas tanah yang sudah beribu-ribu tahun menjadi pusat peribadatan dan awalnya merupakan tempat ibadah bangsa Aram yang menyembah Dewa Hadad, iaitu bangsa Arab Suryani kuno sejak 3000 tahun sebelum Masihi. Di awal abad Masihi tempat ini telah berubah menjadi tempat ibadah penyembah Dewa Jupiter ad-Dimasqi (zaman Romawi) dan ketika agama Kristian berkembang di Damsyik  pada abad ke-4 Masihi tempat ini berubah menjadi gereja yang bernama “St. John the Baptist Basilica”.   Pada zaman kekuasaan Romawi, penduduk asing tidak mudah memasuki kota Damsyik, karena kota itu dikelilingi tembok yang tinggi. Mereka yang ingin memasuki k...

Masjid Telok Manok: Kutemui masjid tertua di Thailand.

Masjid tua yang tidak mempunyai kubah. Kubah adalah pengaruh Turki. Semasa berjalan di Narathiiwat, hamba berpeluang menziarahi sebuah masjid kayu yang sudah berumur sekitar 300 tahun bernama Masjid Telok Manok atau dikenal juga dengan nama Masjid Wadi Al-Hussein.  Rajah asal Masjid Telok Manok Masjid ini masih terus digunakan untuk solat fardu dan solat Jumaat Masjid ini dibina pada tahun 1768, menjadikannya sebagai masjid tertua yang masih berdiri di Thailand. Seni bina Melayu, Cina, Kemboja dan Jawa bergabung  Masjid ini dibina mengikut senibina Melayu, Cina, Jawa dan Kemboja.  Dibuat menggunakan kayu sepenuhnya dan tanpa menggunakan paku. Masjid ini mempunyai tiang dan ada menara azan yang juga dibuat dari kayu.   Semuanya disusun cantik namun terus kukuh selama 300 tahun Telok Manok merupakan nama desa tempat masjid ini berdiri, sebuah desa kecil berjarak sekitar 25 kilo meter dari kota Narathiwat. Sedangkan A...