Skip to main content

ASHABUL KAHFI YANG KUTEMUI

 


Gua Ashabul Kahfi adalah destinasi wajib jika mengunjungi Kota Amman Jordan.  Kisah tujuh pemuda yang tertidur selama 309 tahun di dalam gua ini ada diceritakan dalam Al-Quran surah Al-Kahfi ayat 9-26.


Menurut kajian tujuh pemuda yang teguh agamanya hidup di  negeri yang bernama Afasus dengan pemimpin yang kejam dan penyembah berhala bernama Raja Daqyanus.

Pasalnya, ia tidak segan membunuh siapapun yang menolak untuk diajak mengikuti perintahnya dalam menyembah berhala. Hingga terdengar kabar bahwa ada sekumpulan pemuda yang menolak menaati perintahnya.  Tujuh pemuda tersebut menyebutkan alasan mereka menolak menyembah berhala karena hanya ingin beribadah kepada Allah SWT. Raja Daqyanus pun tidak tinggal diam dan mulai menawarkan keuntungan bagi mereka, seperti harta hingga jabatan agar mau menyembah berhala.

Namun, mereka tetap teguh pada pendiriannya dan menolak semua tawaran menggiurkan dari Raja Daqyanus. Keteguhan para pemuda tersebut diceritakan dalam surah Al Kahfi ayat 13-14:  Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.

Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran.









Karena ancaman Raja Daqyanus yang ingin membunuh tujuh pemuda, maka ketujuhnya melarikan diri dan meninggalkan kota tempat tinggal mereka lalu bersembunyi disebuah gua untuk mempertahankan keimanannya. Kemudian ketujuhnya bersama seekor anjing bersembunyi di Gua Rajib yang letakkan disekitar 8 kilometer dari Kota Amman saat ini.

Kami sampai pagi saat matahari mulai naik. Cahayanya yang cerah memberi pantulan pada beberapa bangunan tua disekitarnya. Di depan ada pasar yang menjadi pusat perniagaan sejak dahulu. Dan pasar inilah yang menjadi penanda bahwa Gua Rajib tempat tujuh pemuda Kahfi tertidur benar yang berada di Kota Amman.




Ustad Irwan Syahputra menjelaskan, beredar cerita ada sebanyak 13 lokasi yang menyebut sebagai gua  Al-Kahfi. Namun Ustadz Irwan Syahputra meyakini bahwa  gua yang mendekati kebenaran sesuai Al-Quran dan Hadist adalah yang berada di Kota Amman.

Para ulama memang berselisih pendapat mengenai letak gua yang sebenarnya. Ada yang berkata di negeri Aylah. Ada yang berpendapat di negeri Niinawa. Ada yang mengatakan di Balqa’. Ada juga yang berpendapat di negeri Ar-Ruum (Romawi). Namun, seperti dijelaskan Ustad Irwan Syahputra, gua yang ada di Amman inilah yang mendekati tanda-tanda yang disebutkan. Wallahu ‘alam.




Di gua itu Kami disambut seorang syech pemegang kunci Gua Al-Kahfi. Kami diantar masuk ke dalam kemudian dijelaskan apa yang ada di sana. Tampak ada tujuh kuburan dalam ukuran yang cukup panjang. Juga ada satu lubang yang memberi cahaya ke dalam gua. Dari lubang yang memberi cahaya dan udara itulah, Allah memberikan kehidupan berupa oksigen untuk tujuh pemuda yang tertidur itu.

Kisah Ashabul Kahfi itu terjadi setelah masanya Nabi Isa Al-Masih. Mereka itu Nashrani yang menyembah Allah Swt. Sementara mereka hidup bersama orang-orang musyrik yang menyembah berhala.

Setelah 309 tahun ketujuh pemuda itu ditidurkan Allah, kemudian Allah bangunkan mereka dari tidur seperti membangkitkan orang mati dari kubur mereka.

Cerita tujuh pemuda Alkahfi memberikan pembelajaran yang sangat berharga untuk dijadikan iktibar bagaimana kekuasaan Allah yang memiliki kuasa untuk menghidupan dan mematikan. Cerita pemuda Al-Kahfi juga memberikan pelajaran bagaimana seharusnya memegang teguh aqidah kepada Allah seberat apapun tantangan yang akan dihadapi.





iceritakan, pada pelarian tujuh pemuda Kahfi itu, di tengah perjalanan menuju gua, mereka bertemu dengan seekor anjing yang kemudian turut mengikuti perjalanan mereka. Di gua tersebut, para pemuda dalam kisah Ashabul Kahfi bisa bebas beribadah kepada Allah sekaligus memohon perlindungan agar terhindar dari kejaran tentara Raja Daqyanus.

Atas izin Allah SWT, Allah pun menutup pendengaran dan penglihatan para pemuda tersebut agar mereka tertidur dalam waktu yang lama. Diceritakan, mereka tertidur selama 309 tahun di gua tersebut sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Al Kahfi ayat 10-11:   (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami. Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu, selama beberapa tahun.





Sebab itu, Raja Daqyanus dan pasukannya yakin para pemuda tersebut telah meninggal .  Hingga ratusan tahun terlewati, Allah SWT membangunkan para pemuda tersebut kala negeri Afasus telah dipimpin oleh raja yang sholeh dalam surah Al Kahfi ayat 12 : Artinya: Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara ke dua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).







etelah mendapatkan banyak informasi, Kami pun keluar dari gua itu. Kami sedikit mengelilingi bagian luar dari gua. Ada puing-puing batu bekas masjid persis di atas gua. Bangunan masjid baru  sudah dibangun. Dari Gua Al-kahfi telah menerima pelajaran yang paling berharga tentang Aqidah dan Keimnanan kepada Allah Swt. Kunjungan ini diharapkan dapat  terus meneguhkan keimanan kepada ALLAH Swt…









Comments

Popular posts from this blog

Coretan Kembara - Habib Ali Batu Pahat yang kutemui

Pak Habib dengan senang hati menyambut semua tetamunya tanpa melebihkan antara satu dengan lainnya. Seperti biasa bila memandang Pak Habib ni, timbul rasa tenang dalam diri               Ketika melayari internet untuk mencari informasi tempat-tempat yang menarik untuk dilawati di Surabaya, ada beberapa pelan perjalanan yang menjurus kepada lawatan tempat lahirnya Wali Songo. Banyak juga tokoh-tokoh agama yang hebat yang dicadangkan untuk diziarahi. Dalam banyak-banyak itu hamba ternampak satu nama dan gambar yang hamba pernah temui di rumahnya di Kampung Solok Wan Mor, Batu Pahat. Dia dikenali sebagai Habib Ali Batu Pahat atau nama sebenarnya al-Habib Syed Ali bin Syed Ja'far al-Idrus.            Pada kali pertama hamba menziarahinya kerana termakan pujuk seorang rakan yang mengajak hamba ke Batu Pahat untuk menziarahi Habib Ali kerana katanya amalan yang digalakkan pada 10 Muharam ialah menziarahi alim. Ke...

Masjid Telok Manok: Kutemui masjid tertua di Thailand.

Masjid tua yang tidak mempunyai kubah. Kubah adalah pengaruh Turki. Semasa berjalan di Narathiiwat, hamba berpeluang menziarahi sebuah masjid kayu yang sudah berumur sekitar 300 tahun bernama Masjid Telok Manok atau dikenal juga dengan nama Masjid Wadi Al-Hussein.  Rajah asal Masjid Telok Manok Masjid ini masih terus digunakan untuk solat fardu dan solat Jumaat Masjid ini dibina pada tahun 1768, menjadikannya sebagai masjid tertua yang masih berdiri di Thailand. Seni bina Melayu, Cina, Kemboja dan Jawa bergabung  Masjid ini dibina mengikut senibina Melayu, Cina, Jawa dan Kemboja.  Dibuat menggunakan kayu sepenuhnya dan tanpa menggunakan paku. Masjid ini mempunyai tiang dan ada menara azan yang juga dibuat dari kayu.   Semuanya disusun cantik namun terus kukuh selama 300 tahun Telok Manok merupakan nama desa tempat masjid ini berdiri, sebuah desa kecil berjarak sekitar 25 kilo meter dari kota Narathiwat. Sedangkan A...

Damsyik - Kutemui Masjid Umawi yang tua usianya.

Tempat pertama hamba ziarahi ketika sampai  di Damsyik ialah Masjid Umawi.   Masjid ini telah dibina pada zaman pemerintahan Khalifah Umawi al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah Kerajaan Umawi pada tahun (86 – 96 Hijrah) (705 – 714 Masehi) .  Damsyik adalah Ibu Kota pemerintahan kerajaan Umayyah pada waktu tersebut. I a didirikan di atas tanah yang sudah beribu-ribu tahun menjadi pusat peribadatan dan awalnya merupakan tempat ibadah bangsa Aram yang menyembah Dewa Hadad, iaitu bangsa Arab Suryani kuno sejak 3000 tahun sebelum Masihi. Di awal abad Masihi tempat ini telah berubah menjadi tempat ibadah penyembah Dewa Jupiter ad-Dimasqi (zaman Romawi) dan ketika agama Kristian berkembang di Damsyik  pada abad ke-4 Masihi tempat ini berubah menjadi gereja yang bernama “St. John the Baptist Basilica”.   Pada zaman kekuasaan Romawi, penduduk asing tidak mudah memasuki kota Damsyik, karena kota itu dikelilingi tembok yang tinggi. Mereka yang ingin memasuki k...