Skip to main content

Kutemui Masjid Central Glasgow ketika senja semaakin menghilang

Memang penat, bayangkan lepas turun dari feri Dublin ke Uk, jam masa itu 2m, ambik kereta terus drive ke Liverpool, solat subuh kat situ, terus pergi Manchester , petang tu terus sambung drive ke Glasgow.... maghrib baru sampai.  Tempat pertama cari masjid dulu baru cari tempat tidur dan makan.






Glasgow Central Mosque”, merupakan masjid yang tebesar dan terawal didirikan di Scotland. Masjid ini teletak di No.1 Mosque Avenue, Gorbals, Glasgow G5 9TA, United Kingdom dan di tepi selatan sungai Clyde.  Pembinaan masjid ini bermula  pada tahun 1983 dan dirasmikan oleh Abdullah Omar Nasseef, setiausaha OIC pada  8 Mei 1984.
Sebenarnya masjid Sentral Glasgow dulunya adalah masjid yang dibangun di Oxford Street pada tahun 1944, namun karena bangunan masjid tersebut sudah tidak memadai lagi dan tidak bisa menampung lebih banyak jamaah, akhirnya dibangunlah masjid yang sama atas usulan dan rancangan dari Coleman Ballantyne Partnership.
Sekarang, Masjid Sentral Glasgow dikelola oleh komunitas Jamiat Ittihadul Muslimin dengan sebutan “Glasgow Central Mosque and The Islamic Centre” dan terdaftar sebagai badan amal Skotlandia.
Masjid Sentral Glasgow ini memiliki luas tanah 16.000 meter persegi, kemudian diperluas dengan penambahan beberapa fasilitas, seperti Islamic Center yang dihubungkan langsung dengan bangunan utama masjid. Selain itu Islamic Center ini memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti Fasilitas Olahraga , Ruang Pertemuan, kafetaria, serta perpustakaan.
Pembangunan masjid ini menghabiskan dana sekitar 3 juta Poundsterling atau senilai 5,7 miliar rupiah. arsitektur yang diadopsi adalah arsitektur gaya arabia yang bisa dilihat dari pelataran masjidnya. Pada satu sisi depan bangunan masjid terdapat taman, sedangkan pada sisi lainnya terdapat jejeran puluhan fasad dengan jendela yang melengkung.
Pelataran masjid dengan keunikan fasad dan jendela yang melengkung merupakan salah satu hal yang paling menarik pada masjid ini, ditambah dengan menara yang menjulang tinggi, serta kubah dengan kaca patri di sekelilingnya membuat cahaya matahari dapat menerangi langsung bagian dalam masjid pada siang hari.
Bangunan masjid ini menggunakan material bahan baku dari batu bata merah tua yang biasa digunakan oleh bangunan-bangunan tua di daerah Glasgow, namun tetap tidak melupakan sentuhan asli dari masjid-masjid islam bergaya timur tengah.
Pada bagian pintu masuk utama terdapat satu lengkungan unik yang dihiasi dengan kaca dengan motif flora.  Sedangkan untuk menyuarakan adzan, pengurus masjid menyiarkannya secara Live di radio khusus dengan gelombang 454.40625 Mhz.
Kemudian, masjid dengan luas 16,000 meter persegi ini dapat menampung 2000 orang jamaah pria dan 500 jamaah wanita. Saat ini ada 3 orang imam yang bertugas di masjid tersebut, yaitu Imam Omair Malik, Imam Habiburrahman, dan Imam Abdul Ghafoor.
Selain digunakan sebagai tempat untuk ibadah shalat jamaah, masjid ini juga biasanya digunakan sebagai media konsultasi umat islam sekitar dengan tiga imam masjid ini terkait dengan masalah pernikahan, rumah tangga, hukum-hukum islam dan lain sebagainya.
Layanan yang diberikan masjid ini pun juga bermacam-macam, seperti layanan pendirikan untuk semua kalangan usia, kemudian layanan pernikahan secara syariat islam, penyelenggaraan kunjungan dari berbagai sekolah, serta layanan pengurusan jenazah.

Comments

Popular posts from this blog

Coretan Kembara - Habib Ali Batu Pahat yang kutemui

Pak Habib dengan senang hati menyambut semua tetamunya tanpa melebihkan antara satu dengan lainnya. Seperti biasa bila memandang Pak Habib ni, timbul rasa tenang dalam diri               Ketika melayari internet untuk mencari informasi tempat-tempat yang menarik untuk dilawati di Surabaya, ada beberapa pelan perjalanan yang menjurus kepada lawatan tempat lahirnya Wali Songo. Banyak juga tokoh-tokoh agama yang hebat yang dicadangkan untuk diziarahi. Dalam banyak-banyak itu hamba ternampak satu nama dan gambar yang hamba pernah temui di rumahnya di Kampung Solok Wan Mor, Batu Pahat. Dia dikenali sebagai Habib Ali Batu Pahat atau nama sebenarnya al-Habib Syed Ali bin Syed Ja'far al-Idrus.            Pada kali pertama hamba menziarahinya kerana termakan pujuk seorang rakan yang mengajak hamba ke Batu Pahat untuk menziarahi Habib Ali kerana katanya amalan yang digalakkan pada 10 Muharam ialah menziarahi alim. Ke...

Masjid Telok Manok: Kutemui masjid tertua di Thailand.

Masjid tua yang tidak mempunyai kubah. Kubah adalah pengaruh Turki. Semasa berjalan di Narathiiwat, hamba berpeluang menziarahi sebuah masjid kayu yang sudah berumur sekitar 300 tahun bernama Masjid Telok Manok atau dikenal juga dengan nama Masjid Wadi Al-Hussein.  Rajah asal Masjid Telok Manok Masjid ini masih terus digunakan untuk solat fardu dan solat Jumaat Masjid ini dibina pada tahun 1768, menjadikannya sebagai masjid tertua yang masih berdiri di Thailand. Seni bina Melayu, Cina, Kemboja dan Jawa bergabung  Masjid ini dibina mengikut senibina Melayu, Cina, Jawa dan Kemboja.  Dibuat menggunakan kayu sepenuhnya dan tanpa menggunakan paku. Masjid ini mempunyai tiang dan ada menara azan yang juga dibuat dari kayu.   Semuanya disusun cantik namun terus kukuh selama 300 tahun Telok Manok merupakan nama desa tempat masjid ini berdiri, sebuah desa kecil berjarak sekitar 25 kilo meter dari kota Narathiwat. Sedangkan A...

Damsyik - Kutemui Masjid Umawi yang tua usianya.

Tempat pertama hamba ziarahi ketika sampai  di Damsyik ialah Masjid Umawi.   Masjid ini telah dibina pada zaman pemerintahan Khalifah Umawi al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah Kerajaan Umawi pada tahun (86 – 96 Hijrah) (705 – 714 Masehi) .  Damsyik adalah Ibu Kota pemerintahan kerajaan Umayyah pada waktu tersebut. I a didirikan di atas tanah yang sudah beribu-ribu tahun menjadi pusat peribadatan dan awalnya merupakan tempat ibadah bangsa Aram yang menyembah Dewa Hadad, iaitu bangsa Arab Suryani kuno sejak 3000 tahun sebelum Masihi. Di awal abad Masihi tempat ini telah berubah menjadi tempat ibadah penyembah Dewa Jupiter ad-Dimasqi (zaman Romawi) dan ketika agama Kristian berkembang di Damsyik  pada abad ke-4 Masihi tempat ini berubah menjadi gereja yang bernama “St. John the Baptist Basilica”.   Pada zaman kekuasaan Romawi, penduduk asing tidak mudah memasuki kota Damsyik, karena kota itu dikelilingi tembok yang tinggi. Mereka yang ingin memasuki k...