Wednesday 22 January 2014

Palembang - Kujejaki sejarah panjang Bukit Siguntang


Puncak Bukit Siguntang mengadap Kota Palembang
Bukit Seguntang atau disebut juga Bukit Siguntang adalah sebuah bukit kecil dengan ketinggian 29—30 meter dari permukaan laut yang terletak sekitar 3 kilometer dari tepian utara Sungai Musi. Bukit ini adalah tempat bersejarah di Kota Palembang dan termasuk dalam Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatera Selatan. Bukit Siguntang adalah bukit paling tinggi di dataran Palembang. Banyak artifak sejarah yang mempunyai unsur agama Buddha.  Bukit Siguntang adalah salah satu kawasan pemujaan dan keagamaan kerajaan. Pada tahun 1920-an di lereng selatan bukit ini ditemukan arca Buddha bergaya Amarawati.

Jambatan Ampera merentangi Sungai Musi yang mengalir deras
Bukit yang dipenuhi taman dan pepohonan besar ini dipercayai sebagai kompleks pemakaman raja-raja Melayu. Pada bahagian puncak bukit ini terdapat beberapa makam yang dikaitkan dengan tokoh-tokoh raja, bangsawan dan pahlawan Melayu-Sriwijaya.Tempat ini dikenali dengan kisah-kisah misterinya.  Banyak kubur lama di sini, di antaranya kubur; Raja Gentar Alam, Putri Kembang Dadar,  Putri Rambut Selako, Panglima Bagus Kuning, Panglima Bagus Karang, Panglima Tuan Junjungan, Panglima Raja Baru Api, dan Panglima Jago Lawang.

Mengikut teks Sejarah Melayu, Bukit Siguntang adalah tempat Wan Empuk dan Wan Malini berhuma hingga padinya berbuahkan emas, berdaunkan tembaga dan berbatangkan suasa apabila tiga anak Raja Suran, Sang Nila Pahlawan, Krisyna Pendita dan Sang Nila Utama, turun di bukit itu. Bukit Siguntang telah melahirkan putera raja yang akhirnya telah membuka kerajaan Melayu Melaka.  Bukit Siguntang pernah menjadi pusat Kerajaan Palembang yang dipimpin oleh Parameswara.  Parameswara akhirnya telah dikalahkan oleh kerajaan Majapahit dan merantau ke Semenanjung Tanah Melayu dan membuka Melaka. Parameswara telah memeluk Islam dan mendirikan Kesultanan Melayu Melaka yang menguasai nusantara Melayu.
Pada tahun 1554 muncul Kerajaan Palembang yang dibina oleh Ki Gede Ing Suro, seorang pelarian Kerajaan Pajang, Jawa Tengah. Kerajaan ini juga mengeramatkan Bukit Seguntang dengan menguburkan jenazah Panglima Bagus Sekuning dan Panglima Bagus Karang. Kedua tokoh itu berjasa memimpin pasukan tentera Palembang untuk menundukkan tentera Kesultanan Banten yang menyerang Palembang. Sultan Banten, Sultan Hasanuddin, telah terkorban dalam pertempuran sengit itu.
Kubur Panglima Bagus Sekuning
Bukit Siguntang juga pernah menjadi pusat keagamaan pada masa Kerajaan Sriwijaya yang berkembang sampai abad ke-14. Sejumlah peninggalan dari kerajaan yang didirikan Dapunta Hyang Srijayanasa itu ditemukan di sini. Ada kemudi kapal Sriwijaya yang ditemukan di kaki bukit, ada arca Buhda Amarawati, dan prasasti Bukit Siguntang yang menjadi bukti penting keberadaan Sriwijaya. Bukit Siguntang memang merupakan kawasan yang dikeramatkan sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, pemerintahan perwakilan Majapahit, dan Kerajaan Palembang. 

No comments: