Puncak Bukit Siguntang mengadap Kota Palembang |
Bukit Seguntang atau disebut juga Bukit Siguntang adalah sebuah bukit kecil dengan ketinggian 29—30 meter
dari permukaan laut yang terletak sekitar 3 kilometer dari tepian utara Sungai Musi. Bukit ini adalah tempat bersejarah di Kota Palembang dan
termasuk dalam Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I,
Palembang, Sumatera Selatan. Bukit Siguntang
adalah bukit paling tinggi di dataran Palembang. Banyak artifak sejarah yang
mempunyai unsur agama Buddha. Bukit
Siguntang adalah salah satu kawasan pemujaan dan keagamaan kerajaan. Pada tahun
1920-an di lereng selatan bukit ini ditemukan arca Buddha bergaya Amarawati.
Jambatan Ampera merentangi Sungai Musi yang mengalir deras |
Bukit yang dipenuhi
taman dan pepohonan besar ini dipercayai sebagai kompleks pemakaman raja-raja
Melayu. Pada bahagian puncak bukit ini terdapat beberapa makam yang dikaitkan
dengan tokoh-tokoh raja, bangsawan dan pahlawan Melayu-Sriwijaya.Tempat ini dikenali dengan kisah-kisah misterinya. Banyak kubur lama di sini, di antaranya
kubur; Raja Gentar Alam, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Panglima Bagus Kuning, Panglima
Bagus Karang, Panglima Tuan Junjungan, Panglima Raja Baru Api, dan Panglima Jago
Lawang.
Mengikut
teks Sejarah Melayu, Bukit Siguntang adalah tempat Wan Empuk dan Wan Malini
berhuma hingga padinya berbuahkan emas, berdaunkan tembaga dan berbatangkan
suasa apabila tiga anak Raja Suran, Sang Nila Pahlawan, Krisyna Pendita dan
Sang Nila Utama, turun di bukit itu. Bukit Siguntang telah melahirkan putera
raja yang akhirnya telah membuka kerajaan Melayu Melaka. Bukit Siguntang pernah menjadi pusat Kerajaan
Palembang yang dipimpin oleh Parameswara. Parameswara akhirnya telah dikalahkan oleh
kerajaan Majapahit dan merantau ke Semenanjung Tanah Melayu dan membuka Melaka.
Parameswara telah memeluk Islam dan mendirikan Kesultanan Melayu Melaka yang
menguasai nusantara Melayu.
Pada
tahun 1554 muncul Kerajaan Palembang yang dibina oleh Ki Gede Ing Suro, seorang
pelarian Kerajaan Pajang, Jawa Tengah. Kerajaan ini juga mengeramatkan Bukit
Seguntang dengan menguburkan jenazah Panglima Bagus Sekuning dan Panglima Bagus
Karang. Kedua tokoh itu berjasa memimpin pasukan tentera Palembang untuk
menundukkan tentera Kesultanan Banten yang menyerang Palembang. Sultan Banten,
Sultan Hasanuddin, telah terkorban dalam pertempuran sengit itu.
Kubur Panglima Bagus Sekuning |
Bukit
Siguntang juga pernah menjadi pusat keagamaan pada masa Kerajaan Sriwijaya yang
berkembang sampai abad ke-14. Sejumlah peninggalan dari kerajaan yang didirikan
Dapunta Hyang Srijayanasa itu ditemukan di sini. Ada kemudi kapal Sriwijaya
yang ditemukan di kaki bukit, ada arca Buhda Amarawati, dan prasasti Bukit Siguntang
yang menjadi bukti penting keberadaan Sriwijaya. Bukit Siguntang memang
merupakan kawasan yang dikeramatkan sejak zaman Kerajaan Sriwijaya,
pemerintahan perwakilan Majapahit, dan Kerajaan Palembang.
Comments